Kira-kira, begitulah pembicaraan itu dimulai.
Kemudian penambahan dan perumpamaan selanjutnya ditambahkan lagi. sehingga
tentang “gila” ini menjadi sebuah pembicaraan yang menarik untuk di bahas.
“Gila” dalam hal ini penyebutan kepada sikap, pemikiran dan pengartian prilaku
serta pikiran seseorang. Bukan gila sebagai arti kata seperti terdapat dalam
kamus bahasa indonesia dan wikipedia (arti gila).
Berikutnya, “gila” di dibandingkan dengan antara
prilakunya. Antara orang gila dan orang waras pada beberapa sifat dan
kebiasannya. Dimana orang gila memiliki kebiasaan yang ternyata jauh lebih baik
daripada orang waras. Tapi dengan catatan bahwa itu hanya berada pada beberapa
contoh yang diutarakan saja.
“Orang
gila itu tidak akan menyembunyikan kegilaannya. Berbeda dengan orang waras yang
selalu menutupi kegilaannya dengan hal-hal yang wajar.”
Sepintas dari kalimat tersebut saya langsung
berasumsi panjang lebar. Secara sederhana langsung membayangkan tentang orang
gila yang berada di jalanan atau di RSJ. Jelas sudah bahwa mereka memang orang
gila yang tidak normal, tidak biasa dan tidak wajar seperti manusia pada
umumnya. Mereka pun tidak bisa menyembunyikan kegilaannya, mereka juga tidak
perlu berbuat atau melakukan hal-hal yang tidak wajar agar disebut gila. Mereka
memang gila dan mungkin tidak menyadari kegilaanya. Tanpa menunjukkan apapun
orang lain sudah tahu bahwa dia adalah orang gila. Meski demikian, mereka
memang tidak pernah berusaha untuk menyembunyikan kegilaanya. Mereka adalah
gila yang seutuhnya tidak dibuat-buat dan tidak pula berusaha untuk menjadi
orang waras.
Lain halnya dengan orang waras, terkadang
dengan penuh kesadaran mengakui bahwa dirinya tidak normal, tidak biasa dan
tidak wajar. Tapi orang waras kerapkali berusaha menutupi kegilaannya
dengan cara apapun, bahkan bisa jadi jika caranya itu melebihi gila dari
perbuatannya. Seperti halnya kegilaan seseorang pada sebuah jabatan atau kekayaan
dan popularitas. Terkadang dia mengakui bahwa dia bertindak gila-gilaan,
melebihi batas dan tidak bisa dianggap bisa lagi, lebih lanjutnya disebut juga
“gila”. Seperti halnya ungkapan seperti ini:
“Gila gue, mendapatkan semua ini dengan cara…,…”
Meski demikian, kegilaan tersebut bisa ditutupi
dengan cara apapun, agar orang lain menganggapnya wajar dan normal saja.
Seperti halnya orang telah melakukan penipuan, kejahatan dan segala jenis
ketidak laziman dalam kehidupannya, mereka bisa menutupinya dengan cara apapun.
Walaupun terkadang, cara menutupinya tidak lebih dari sebuah kegilaan baru yang
berikutnya saja.
Ketika melihat tayangan berita dalam televisi
misalnya. Kegilaan wakil rakyat yang tidak aspiratif begitu telihat jelas,
kesimpang siuran peradilan, aneka ragam kejahatan, serta perdebatan seputar
ketidak wajaran yang terkadang dilakukan dengan cara yang tidak wajar pula.
Bayangkan saja! Apakah tidak termasuk gila seorang kakek menyetubuhi cucunya?
Bahkan lebih gila lagi ketika seorang ayah menghamili anak kandungnya sendiri.
Lantas bagaimana nantinya? Siapa yang kan menjadi ayah dari anak hasil hubungan
antara anak dan ayah kandung?.
Selain itu, sempat menjadi berita menghebohkan
tentang hukuman kepada seorang pencuri sendal jepit. Karena dinilai tidak
seimbang atara jumlah curian dengan hukuman yang diterimanya. Lantas
dibandingkan dengan koruptor, penipu dan pencurian dengan jumlah yang sangat
besar, tapi hukumannya terlalu kecil jika dibandingkan dengan apa yang telah di
dapatnya. “Bukankah itu sebuah kegilaan yang jelas dan tidak bisa ditutupi
lagi?” Selanjutnya kegilaan itu masuk pada pembagian uang proyek pembangunan,
ketika dari 100% uangnya diberikan kepada pihak A,B dan selanjutnya dengan
jumlah pembagian yang beragam dan tidak bisa disebut kecil lagi. Mungkin itulah
salah satu penyebab pembangunan proyek tidak optimal lagi hasilnya
Saya kemudian diam sejenak untuk memahami, apakah
kegilaan tersebut berada pada tayangan-tayangan dalam televisi tersebut?
Ataukah hanya televisi tersebut saja yang terlalu gila gilaan dalam mengekspose
beritanya? Bahkan pertanyaan selanjutnya adalah:”Apakah kegilaan itu ada pada
kami yang menonton dan membicarakan tayangan tersebut?”.
“Orang
gila diasingkan karena kegilaanya, sementara orang waras mencoba mengasingkan
diri karena kegilaanya“
Ah rasanya saya langsung memahami dan tidak perlu
lagi membahas untuk yang terkhir itu. Karena sepertinya sudah sama sama
memaklumi dan memahaminya. Jadi silahkan berasumsi sendiri tentang maksud dari
yang terakhir ini, saya juga sudah mengatuk dan takut menjadi gila karena
membicarakan kegilaan terus.
Las Vegas Casino & Hotel | JamBase - KTNV
BalasHapusDiscover the best casino 파주 출장마사지 in 파주 출장샵 Las 충청북도 출장마사지 Vegas, NV! 목포 출장안마 Featuring comfortable rooms & 순천 출장마사지 suites, world class entertainment & endless fun! Featuring restaurants, a popular