8 September 2013

Ketika Logika Mengalahkan Perasaan

Kita tidak pernah tau, sejauh mana kita bisa mempertahankan diri untuk bersikap baik. Sulit membaca pikiran manusia, apalagi membedakan kejujuran dan ketulusan. Kadang orang bisa merasakannya dengan 'hati', tapi ingat bahwa hati tidak selamanya menuntun ke sisi kanan hidup. Tidak jika nafsu sedikit banyak menebar benih di dalamnya. Tidak jika sifat negatif mendominasi. Intinya, hati tidak selalu cukup jernih untuk merasakan aura positif.
Manusia dengan logika dan perasaan harus mampu mengendalikan dirinya sendiri. Ada waktu untuk menomor satukan perasaan, ada waktu ketika logika mengalahkan segalanya. Menselaraskan keduanya sangat sulit dilakukan. Jadi kupilih logika, menggunakan otak agar bisa berpikir layaknya manusia. Dengannya, kau bisa menghitung atau mempertimbangkan setiap kans terhadap sesuatu meski mungkin faktor-x bisa menghalangi. Who knows?
Belajar dari pengalaman, perasaan membuat manusia menjadi bodoh. Tapi justru kebodohan itu dianggap manis dan diharapkan. Aku makin tidak mengerti, apa memang begini jalannya genre romans? Yang penting sebagai manusia berakal, kita harus meniadakan kebodohan dengan belajar.

Yahh,...... ini semua membuatku belajar dan mengambil satu keputusan untuk bersikap. That's all, pals.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

saya mengharapkan komentar & kritik yang bersifat membangun....!!!!!

http://www.kumpulsoal.com/index.php?ref=Da

Meta Tag Generator


Rex