18 Februari 2013

Valentine Day's Menurut Pandangan Islam



Konon hari yang paling bahagia bagi para pemuda dan pemudi yaitu hari kasih sayang yang mereka namakan “Valentine’s Day” pada setiap tanggal 14 Februari. Hari yang dinanti-nantikan kawula muda di seluruh penjuru dunia sebagai momen penting menumpahkan kasih sayangnya  pada orang yang dicintai. Ada bunga, kado, sampai pesta pada hari itu. Tidak heran bila hari valentine ditunggu-tunggu orang, khususnya kaum muda sepanjang tahun.
Valentine juga identik dengan kartu, gambar hati warna merah muda dan Cupid (malaikat kecil bersayap yang selalu membawa panah asmara ke mana-mana), sering dipakai sebagai lambang cinta di hari kasih sayang, hal itu karena menurut mitologi Romawi, Cupid adalah anak laki-laki dewa Venus, dewa cinta dan kasih sayang.
Sejak abad ke-4 SM, telah ada perayaan hari kasih sayang, namun perayaan tersebut tidak dinamakan Valentine, perayaan itu tidak memiliki hubungan sama sekali dengan hari Valentine, perayaan itu hanya untuk menghormati dewa yang bernama Lupercus, perayaan itu berbentuk upacara yang di dalamnya diselingi penarikan undian mencari pasangan dengan menarik gulungan kertas yang berisikan nama para gadis untuk mendapatkan pasangan. Kemudian mereka menikah untuk periode satu tahun, sesudah itu mereka ditinggalkan begitu saja, dan kalau  sudah sendiri, mereka menulis namanya untuk dimasukkan ke kotak undian lagi pada upacara tahun berikutnya.
Tanggal 14 Februari 269 M, kaisar Romawi yang bergelar Cladius II, menghukum mati seorang pendeta Kristen yang bernama Valentine, sebagai pendeta, ia juga dikenal sebagai tabib (dokter) yang dermawan, baik hati dan memiliki jiwa patriotisme yang mampu membangkitkan semangat berjuang, mampu membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap penderitaan yang mereka rasakan. Kaisar Romawi yang bergelar Cladius II ini sangat membenci orang-orang Nashrani dan mengejar pengikut ajaran Nabi Isa.
Pendeta Valentine ini dibunuh karena melanggar aturan yang dibuat oleh sang kaisar, yaitu melarang para pemuda untuk menikah, karena pemuda lajang dapat dijadikan tentara yang lebih baik daripada tentara yang telah menikah, Valentine sebagai pendeta, sedih melihat pemuda yang mabuk asmara, akhirnya dengan penuh keberanian ia melanggar perintah sang kaisar, dengan diam diam ia menikahkan sepasang  anak muda yang sedang jatuh cinta dan ingin membentuk keluarga, pasangan yang ingin menikah ini diberkati di tempat tersembunyi, namun sang kaisar mengetahui kegiatan  yang dilakukan pendeta Valentine, akhirnya pendeta Valentine dihukum penggal oleh kaisar Romawi yang bergelar Cladius II.
Sejak kematian Valentine, kisahnya menyebar sehingga tidak satu pelosok pun di daerah Roma yang tak mendengar kisah hidup dan kematiannya. Kakek dan nenek mendongengkan  cerita santo Vallentine pada anak cucunya sampai pada tingkat pengkultusan. Ketika agama katolik mulai berkembang, para pemimpin gereja  ingin turut andil dalam peran tersebut, mereka mencari tokoh baru sebagai pengganti Dewa Kasih Sayang, Lupercus, akhirnya mereka menemukan pengganti Lupercus, yaitu Santo Valntine
Tahun 494 M, Paus Gelasius I mengubah upacara Lupercaria yang dilakanakan setiap tanggal 15 Februari menjadi perayaan resmi gereja. Dua tahun kemudian sang Paus mengganti tanggal perayaan tersebut menjadi 14 Februari yang bertepatan dengan tanggal dibunuhnyua Santo Valentine sebagai bentuk penghormatan dan pengkultusan kepada Santo Valentine, dengan demikian perayaan Lupercaria sudah tidak ada lagi dan diganti dengan Valentine’s Day.
Bolehkah seorang muslim turut merayakan Valentine Day? Berkata asy-Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin “ada seorang gadis mengatakan, “kami tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang memperingatinya”, beliau menanggapi “…perayaan ini adalah acara ritual agama lain, hadiah yang diberikan sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi tradisi Barat, akan mengakibatkan seseorang terobsesi dengan budaya dan gaya hidup mereka. Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak poranda. Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka….

Dengan demikian,  kasih sayang dalam Islam itu ada dalam kehidupan kita sepanjang zaman, tidak tertentu pada waktu-waktu yang terbatas. Karenanya semangat inilah yang harus kita hidupkan dalam keluarga kita. Kita berikan pengertian yang benar kepada keluarga, saudara-saudara sesama Muslim (khususnya para pemuda – pemudi), sehingga mereka dapat terhindar dari perilaku buruk. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan membimbing kita semua. Amin…..!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

saya mengharapkan komentar & kritik yang bersifat membangun....!!!!!

http://www.kumpulsoal.com/index.php?ref=Da

Meta Tag Generator


Rex