Kerugian terbesar sebagian besar
manusia adalah karena tidak mau berfikir, seakan-akan kehidupan cuma
mengejar materi dan kesenangan. Ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat
tetapi hanya mengajarkan kita untuk berfikir sepihak dan membatasi
pengetahuan dengan sekat-sekat atas nama profesionalisme dan disadari
atau tidak hal tersebut menjadikan kita seolah-olah menjadi robot
pekerja yang hanya boleh mengetahui dan mengerjakan satu hal saja.
Memang hal tersebut membuat manusia semakin maju dalam bidang peradaban
dan cukup ampuh dalam mengejar dan mengumpulkan materi untuk kesenangan
pribadi. Kehidupan pun semakin menjadi realistis, seakan-akan baik dan
buruk bukanlah sesuatu yang terpisah dan urgen untuk dibahas. Pandangan
kita pun secara keseluruhan akan menjadi kabur dan sekat-sekat
kemanusiaan semakin menganga.
Penilaian terhadap manusia pun
bergeser, apakah dia kaya atau tidak, berpendidikan atau tidak,
gagah/cantik atau jelek. Manusia tidak lagi di bedakan antara mana sifat
yang baik sifat yang buruk dan dianggap bukan hal yang perlu, yang
penting bisa kaya dan berpendidikan.
Kaya dan miskin bukanlah hal
yang substansial, karena itu bukan jaminan dari kebahagiaan bukan pula
penanda baik dan buruk apalagi benar dan salah melainkan hanyalah
sebuah realitas dari pergolakan kehidupan yang tidak bermakna
apa-apa..pendidikan (sekolah) bukan pula jaminan, orang berpendidikan
belum tentu menjadi orang baik dan begitu pula sebaliknya, walaupun
sebenarnya dan seharusnya pendidikan berpotensi untuk itu..yang
terpenting sisi-sisi kemanusiaan manusia tidaklah redup atas nama
realitas yang absurd dan membosankan itu..
Kehidupan tidaklah berjalan
dengan mimpi, tapi pikiran jangan sampai terseret arus realitas, jurang
pemisah dalam kehidupan tidak berarti mematikan mimpi dan mejadikannya
realistis. Semua manusia adalah sama, tak ada pembeda sedikit pun
semuanya akan dimintai pertanggungjawaban yang sama, yang paling mulia
dimata manusia normal dan berakal adalah yang paling menjunjung
nilai-nilai kemanusiaan. Dan yang paling mulia di mata Tuhan adalah yang
paling bertakwa kepada-Nya..dan biarlah Tuhan sendiri yang menilai,
karena hanya Dia yang punya otoritas untuk itu....!!!
siip gan setuju sebuah renungan yang perlu direnungi kembali
BalasHapusSetuju kang...
BalasHapus